Wednesday, February 21, 2007

PERJALANAN MENCARI ILMU bag. 2 (KISAH PERJALANAN SANG GURU MURSYID)

Mencari Guru yang telah Wafat
Lalu aku melangkahkan kakiku mencari guru yang telah wafat, Apa tujuanku mencari guru yang telah wafat? Karena Mereka sudah mati maka mereka tidak memiliki nafsu dunia lagi, aku temui mereka dimakamnya dengan membaca Tahlil dan Surat Yaasin dan lain-lain, aku bermaksud menanyakan dimanakah sebenarnya tempat kebenaran dan keyakinan? Lalu aku melangkahkan kakiku dan kuikuti terus, yaitu ke makam Wali-Wali.

Akhirnya ada suara yang berkata, “Begini kisanak, masalah kebenaran dan keyakinan ada pada dirimu sendiri, tidak dimanan-mana. Ingat itu kisanak! Dan juga kesalahan- kesalahan itu ada pada dirimu, tinggal pilih salah satunya. Kalau engkau yang benar itulah perintah Allah dan kalau pilih yang salah itulah perintah syetan.”. Akhirnya aku melangkahkan kakiku ke atas bukit / gunung dan aku mengikuti terus ayunan kakiku ke bukit itu lalu aku lelah dan berhenti lantas duduk di atas sebuah batu dan aku melihat ada sebuah sungai yang mengalir, setelah kutafakuri hatiku berkata, ”Nur, lihatlah air sungai itu! Siapakah yang menjalankannya?” setelah kuteliti sedikit demi sedikit akhirnya aku mengetahui bahwa yang menjalankan air sungai itu adalah Allah semata.

Khalwat pada Guru yang telah Wafat
Dalam pencarianku mencari guru yang telah wafat aku ditemui oleh seseorang berpakaian Singel (baju hitam dalamnya putih, sarungnya batik kepet/kipas bermotif kain keraton) ternyata beliau bernama Eyang Kanjeng Sunan Kalijaga, aku diperintah untuk menunggu)tongkat beliau sambil berpesan ”Jangan pergi hingga aku datang dan membaca Sholawat, Istighfar, Kalimat Toyibah dan Ismudzat”, sampai sekian lama kemudian Sunan Kalijaga datang kembali ke tempat aku menunggui tongkatnya dan meniup ubun-ubunku kemudian membersihkan mukaku dari lumut lalu aku dimandikan dan diberi pakaian jubah.

Saya diajak Sunan Kalijaga untuk melihat berdirinya soko Masjid Demak, saya disuruh duduk di tempat peristirahatan sambil melihat peristiwa itu. Kanjeng Sunan Kalijaga berdiri bersama Wali Songo lainnya juga bersama santri-santrinya yang sedang bertasbih (membaca Bismillahir- rahmanirrahim) setelah itu para santri tersebut mendorong soko Masjid Demak. Setelah soko Masjid berdiri saya berjabat tangan dengan para Wali Songo dan mereka berpesan, “Mari berjuang !” Kemudian saya pulang ke rumah.




0 comments:


Free Template by Isnaini Dot Com